10/04/2011

Emro & Pippo

Dahulu kala di suatu desa kecil dekat lembah yang asri, tersebutlah 2 bersahabat bernama emro dan pippo. Mereka adalah tipe pemuda yang berambisi untuk menjadi orang terkaya di desanya. Mereka kerap membicarakan impian dan ambisi mereka itu, akan kekayaan, kehidupan, dan gaya hidup yang ingin mereka miliki nantinya.
Mereka tidak takut untuk bekerja keras, hanya saja mereka belum mendapatkan kesempatan untuk dapat mewujudkan cita-cita mereka. Tanpa putus asa mereka terus mencari dan mencoba gagasan-gagasan baru untuk mendapatkan kesempatan tersebut. 
Hingga suatu hari kesempatan itupun datang. Desa mereka membutuhkan lebih banyak air. Oleh karena itu kepala desa memperkerjakan emro dan pippo, untuk mengambil air di gunung dan dibawa ke tempat penampungan di desa. Mereka akan dibayar sesuai dengan banyaknya air yang mereka bawa.
Maka mereka berdua pun menyambut dengan baik kesempatan ini. Emro dan pippo segera melaksanakan pekerjaan tersebut dengan bersemangat Setiap hari sejak pagi hingga sore, mereka bergegas menuju mata air dengan membawa ember masing-masing. Mereka bekerja keras untuk membawa air sebanyak mungkin ke tempat penampungan air di desa. Menjelang sore hari, mereka pulang dengan mambawa upah dari hasil jerih payah mereka hari itu. 
Emro merasa puas sekali dengan pekerjaannya itu dan besarnya upah yang ia dapatkan Dia yakin bahwa dengan pekerjaannya ini, ia bisa segera mewujudkan cita-citanya. Bahkan untuk menambah penghasilannya,  emro membuat ember yang lebih agar dapat lebih banyak membawa air. Emro yakin dengan penghasilannya sebesar itu, tak lama lagi ia bisa segera membeli sapi dan memiliki gubuk baru yang ia idam-idamkan. 
Lain halnya dengan Pippo, dia merasa tidak nyaman dengan cara yang mereka lakukan itu. Ia mencari cara yang lebih nyaman untuk mendapatkan lebih banyak uang. Suatu hari Pippo mendapat sebuah gagasan. Ia berniat membangun sebuah saluran pipa yang akan mengalirkan air dari mata air langsung ke tempat penampungan air di desa. Dengan saluran pipa tersebut, ia akan mendapatkan lebih banyak air tanpa perlu lagi membawa ember ke mata air. Ia sangat antusias dengan gagasannya ini. Pippo pun mulai menceritakan gagasannya ini kepada Emro dan mengajaknya bekerja sama. Tetapi Emro tidak sependapat. Ia bahkan menertawakan gagasan Pippo tersebut karena ia merasa mampu mendapatkan lebih banyak uang. Emro pun lebih sering lagi mengambil air dengan ember dan bahkan menggunakan ember yang lebih besar agar dapat membawa lebih banyak air ke desanya. Dengan cara ini Emro yakin penghasilannya akan meningkat.
Pippo akhirnya memutuskan untuk melaksanakan sendiri gagasan menciptakan saluran pipa. Dia mengerti bahwa tidaklah mudah untuk membangun dan menyelesaikan saluran pipa tersebut. Dibutuhkan beberapa tahun untuk bisa menyelesaikan dan menikmati hasilnya. Namun tekatnya telah bulat. Ia pun tetap bekerja mengangkat air dengan ember setiap hari seperti biasa. Tetapi di akhir minggu dan setiap ada waktu luang, Pippo bekerja keras menggali tanah yang keras dan berbatu untuk membangun saluran pipanya. Pada bulan-bulan pertama hasilnya hampir tidak kelihatan. Orang-orang desa mulai banyak mentertawakan dan mencemooh Pippo. Mereka menjulukinya Pippo si Manusia Saluran Pipa
Sementara itu penghasilan Emro telah meningkat 2 kali lipat. Ia sudah membeli sapi dan memiliki gubuk baru yang lebih besar. Gaya hidupnya pun sudah mulai berubah. Ia sering menghabiskan waktu sepulang kerja di bar, menikmati hasil jerih payahnya mengangkat air dengan ember. Namun tanpa disadari, badan Emro kini mulai menjadi bungkuk karena begitu beratnya ia harus mengangkat ember besar setiap hari. Raut wajahnya pun terlihat kelelahan. Semakin hari, semakin sedikit air yang dapat dibawanya karena tenaganya berkurang seiring bertambahnya usia. 
Bulan berganti builan, tahun berganti tahun, dan akhirnya Pippo berhasil menyelesaikan saluran pipanya. Kini tanpa perlu bersusah payah mengangkat ember, Pippo akan mendapat lebih banyak uang berkat air yang terus mengalir memenuhi tong-tong air di tempat penampungan. Air terus mengalir tanpa henti, bahkan saat Pippo tidur, makan, ataupun saat pergi berlibur. Pippo pun puas dan bangga. Berkat tekat dan kerja keras, kini penghasilannya pun mengalir tiada henti seiring aliran air di saluran pipanya. 

Setelah membaca cerita di atas, kita sadari bahwa cerita mereka menggambarkan kita. Pekerjaan yang dilakukan mereka melambangkan pekerjaan yang dilakukan kebanyakan orang dalam mendapatkan penghasilan. Emro mendapatkan penghasilannya dengan cara menggunakan ember. Ia harus pulang pergi mengisi embernya dari mata air ke desa untk ditukarkan dengan uang. Untuk meningkatkan penghasilan, yang dilakukan emro adalah dengan cara lebih rajin pergi ke mata air dan juga memperbesar ukuran embernya. 
Dalam kehidupan yang nyata, sangatlah normal jika ingin meningkatkan penghasilan, kita harus bekerja labih keras misalnya dengan bekerja lembur atau mungkin mendapatkan pekerjaan tambahan. Kita juga dapat memperbesar ember kita yaitu dengan menerima posisi pekerjaan yang lebih tinggi yang konsekwensinya adalah tanggung jawab yang lebih tinggi. Sebagain besar dari kita menukarkan waktu kita untuk mendapatkan uang.  Seperti juga Emro, kita pun memiliki waktu yang terbatas untuk dibarterkan menjadi uang. Dan kita tahu bahwa setiap dari kita hanya memiliki 24 jam sehari dan tidaklah mungkin kita menukarkannya dengan bekerja. Lebih sulit lagi jika kita tak mampu lagi membarter waktu kita karena alasan usia, kesehatan, atapun alasan lainnya sehingga penghasilan kita terhenti sama sekali. 
Tetapi coba perhatikan apa yang dilakukan Pippo. Secara bijaksana, Pippo tidak membarterkan seluruh waktunya hanya untuk mendapatkan penghasilan yang terbatas. Tetapi dia menggunakan sebagian waktu yang dimilikinya untuk membangun saluran pipa karena ia tahu bahwa saluran pipa ini akan mendatangkan penghasilan yang berkesinambungan. tanpa dia harus membarterkan seluruh waktunya. Dia tahu bahwa suatu hari nanti mungkin karena alasan usia atau kesehatan dia tidak akan dapat lagi menukarkan waktunya dengan bekerja. Sedangakan bila ia mampu mewujudkan gagasan saluran pipanya itu, dia hanya perlu bekerja keras  sekali saja untuk membangun saluran pipa. Setelah saluran pipa selesai, maka penghasilan akan terus mengalir bagi Pippo.
Pippo telah menunjukkan kepada kita, bahwa untuk mendapatkan penghasilan kita tidak selalu harus barter waktu dengan uang. Ada cara lain yang lebih baik. BAGAIMANA DENGAN ANDA ? Apakan anda masih seperti Emro, yang membarterkan waktu anda untuk mendapatkan penghasilan. Atau anda ingin mengikuti jejak Pippo, dengan mulai membangun saluran pipa untuk mendapatkan penghasilan yang berkesinambungan ? Temukan Peluang & Rahasia Membangun Jarigan Pipa disini.
Senang dan bangga sekali anda bisa menyempatkan waktu mampir. Sebelumnya kami mohon maaf atas ketidaknyamanan anda berhubung blog ini masih dalam tahap pembangunan. Terima kasih atas pengertiannya, semoga dalam waktu dekat kita semua dapat memperoleh informasi berharga yang mungkin saja bermanfaat dan dapat membantu di blog ini.